Baru-baru ini, Tesla mengumumkan di platform media sosial X bahwa mereka akan menguji coba sistem antrean virtual pada kuartal kedua yang akan datang, untuk mengoptimalkan stasiun pengisian Supercharger mereka guna memenuhi kebutuhan pengisian di kota-kota padat seperti Hong Kong. Meskipun kecepatan pengisian Supercharger Tesla sangat cepat, di saat-saat permintaan tinggi, pengisian penuh masih memerlukan lebih dari setengah jam, sehingga masalah antrean menjadi masalah besar, dan perselisihan antar pemilik mobil listrik sering terjadi.
Tesla menyatakan bahwa meskipun antrian di stasiun pengisian daya di daerah sibuk tidak sering terjadi, ketika itu terjadi, biasanya menyebabkan ketidaknyamanan di antara pemilik kendaraan. Contohnya, beberapa pemilik kendaraan mungkin merasa sudah datang lebih awal, tetapi menemukan orang lain yang masuk antrean di depan mereka. Konflik semacam ini tidak hanya mengganggu pemilik kendaraan, tetapi juga dapat menyebabkan masalah dalam tatanan sosial.
Penerapan sistem antrean virtual, secara teori, dapat memastikan tata tertib antrean yang lebih baik, sehingga mengurangi perselisihan yang muncul akibat perebutan tempat. Namun, Tesla juga mengakui bahwa mungkin ada beberapa pemilik mobil yang tetap mengabaikan aturan sistem, yang dapat memicu lebih banyak gesekan yang tidak perlu.
Sementara itu, Tesla sedang memperluas jaringan Supercharger-nya, dengan rencana untuk tumbuh lebih dari 20% setiap tahun, untuk lebih baik mengatasi meningkatnya permintaan pengisian daya. Dengan merek mobil listrik lainnya mendapatkan izin untuk menggunakan stasiun pengisian Tesla, tantangan ini juga akan meningkat. Tujuan Tesla adalah untuk mengurangi antrian dengan menambah jumlah stasiun pengisian.
Mengenai apakah sistem antrean virtual dapat kompatibel dengan mobil listrik non-Tesla, hingga saat ini belum ada jawaban yang jelas, ini akan menjadi salah satu isu yang perlu diperhatikan di masa depan. Selama periode percobaan, Tesla akan secara aktif mengumpulkan umpan balik pengguna untuk memutuskan apakah akan mempromosikan sistem inovatif ini.
Inisiatif baru ini diharapkan dapat meningkatkan keteraturan pengisian daya di kawasan sibuk seperti Hong Kong, tetapi dampak sebenarnya masih perlu diamati berdasarkan pelaksanaan rencana percobaan. Selain itu, masih ada ketidakpastian apakah sistem antrean virtual dapat diterapkan di Hong Kong.



