Predator: Blood Feud(Predator: Badlands)sebagai bab terbaru dalam seri ini, ditampilkan di San Diego Comic Con tahun ini dan memperlihatkan trailer pertamanya, menjadikannya salah satu sorotan fiksi ilmiah di acara tersebut. Sutradara Dan Trachtenberg bersama bintang utama Elle Fanning, Dimitrius Schuster-Koloamatangi, dan desainer efek khusus Alec Gillis hadir untuk menguraikan konsep baru ini dan mengungkapkan beberapa pengaturan dunia yang sangat menarik.


Trailer ini menampilkan sebuah planet yang ditinggalkan, dipenuhi makhluk asing dan lingkungan yang bermusuhan. Seorang pejuang muda yang diperankan oleh Dimitrius berjuang bersama AI buatan melawan berbagai tantangan. Adegan-adegan tampil dengan ketegangan yang mendebarkan, membawa gaya yang lebih ke arah thriller bertahan hidup, sambil tetap menjaga ketegangan berburu yang menjadi ciri khas seri ini. Dalam trailer, kita bisa melihat desain baru dari pemburu berdarah, menggabungkan elemen tradisional dan modern. Sementara itu, peralatan karakter pendukung dan penataan suasana menunjukkan nuansa kiamat yang lebih kuat dan konflik antara teknologi dibandingkan dengan karya terdahulu.

Yang paling menarik adalah, sutradara untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa karakter wanita AI yang diperankan oleh Elle Fanning memiliki latar belakang yang diambil dari seri Alien yang terkenal, Weyland-Yutani. Pengaturan ini memungkinkan dua alam semesta sci-fi klasik untuk terhubung secara resmi untuk pertama kalinya, membuat para penggemar dengan cepat berdiskusi hangat apakah kedua serial tersebut akan mengalami pertemuan nyata. Dan Trachtenberg mencatat: Saat kami menciptakan karakter ini, secara alami kami memikirkan tentang Weyland-Yutani, yang selalu menjadi perusahaan futuristik yang paling ikonik, dan ini membuat dunia ini semakin lengkap.

Ketika pembawa acara Kevin Smith bertanya apakah ada kesempatan untuk membuat Alien vs. Predator, Dan Trachtenberg menjawab: Ide ini benar-benar cemerlang, saya pasti ingin mencobanya!. Pernyataan ini disambut dengan tepuk tangan dan sorakan dari penonton, membuat suasana semakin hangat.

Dalam aspek produksi, Alec Gillis menyatakan bahwa konsep desain kali ini menggabungkan efek praktis dengan teknologi CG modern, bertujuan untuk mempertahankan nuansa nyata dan bobot visual yang telah menjadi ciri khas seri ini. Ia menekankan: Kami tidak hanya mengandalkan efek komputer, tetapi menggabungkan gaya praktis masa lalu dengan teknologi baru, sehingga penonton pasti akan merasakan ketegangan yang familiar namun segar.
Meskipun cuplikan tidak mengungkapkan keseluruhan alur cerita, namun dari gambar yang ditampilkan, jelas terlihat bahwa karya ini melanjutkan tema kekerasan asli dan ketidakpedulian teknologi yang konsisten dari Pemburu Berdarah. Dengan menambahkan elemen AI dan pengaturan lintas alam semesta, cerita berburu ini diberi makna baru. Terutama, desain karakter Elle Fanning yang tenang dan rasional menciptakan kontras yang tajam dengan pejuang liar, dan interaksi antar karakter diperkirakan akan menjadi salah satu sorotan besar film ini.
Sebagai salah satu karya fiksi ilmiah aksi yang menjadi sorotan utama pada tahun 2025, Predator: Blood Feud bukan hanya sebuah sekuel, tetapi bisa jadi merupakan titik awal yang menghubungkan berbagai alam semesta fiksi ilmiah klasik. Begitu trailer dirilis, antusiasme para penggemar film langsung melonjak, menjadikannya salah satu karya yang paling banyak dibahas di Comic Con tahun ini.



