Direktur Kreatif pria Louis Vuitton, Pharrell Williams, bersama desainer Jepang NIGO, kembali kolaborasi untuk menciptakan koleksi pria musim gugur/dingin 2025 yang baru saja melenggang megah dalam Paris Fashion Week. Acara mentereng ini digelar di Louvre yang sarat dengan nuansa seni, simbolisasi sempurna antara warisan dan inovasi merek. Para bintang pun berkilauan hadir, dengan kehadiran wajah baru brand seperti Callum Turner, Travis Scott, J-Hope, Victor Wembanyama, dan Don Toliver, semua tampil dengan penuh gaya, bersaksi dalam perpaduan antara budaya dan fashion yang spektakuler. Pharrell dan NIGO mengusung tema "INGAT MASA DEPAN", memperlihatkan dialog antara sejarah fashion dan masa depan lewat rancangannya.
Sebelum peragaan busana dimulai secara resmi, Pharrell sudah lebih dulu menghebohkan jagat mode dengan mengungkap sepatu terbaru Louis Vuitton, ButterSoft. Desainnya menggabungkan inspirasi dari sepatu Ice Cream Boardflip era 2000-an dan tipe sepatu klasik Nike, Cortez, sambil menyuguhkan lebih dari 40 opsi warna. Sepatu ini sudah memicu diskusi panas di media sosial dan sukses membuat everyone gaspol dengan tingkat antisipasi yang super tinggi untuk seluruh acara.
Koleksi ini menghisap inspirasi dari budaya skate dan jalanan awal tahun 2000an, memadukan estetika workwear ala NIGO dengan interpretasi jalanan khas Pharrell, dan melalui suasana agung Louvre, menyorot kedalaman dan kesenangan kreasi keduanya. Latar belakang budaya Jepang NIGO memberi seri ini sentuhan tradisional, sementara Pharrell, dengan pendekatan avant-garde dan beragamnya, menggabungkan desain tradisional dengan kontemporer secara cerdik. Koleksi itu menampilkan fusi antara potongan workwear dan busana jalanan, termasuk jaket berpotongan besar, kemeja bertingkat dengan desain patchwork, serta item denim yang terinspirasi dari busana skateboard, menunjukkan penghormatan dan cinta kedua sosok terhadap subkultur tersebut.
Koleksi ini juga merefleksikan filosofi desain 'LVERS' dari studio busana pria Louis Vuitton, yang merupakan sebuah komunitas berfokus pada kreasi bersama, mengedepankan keterampilan, gaya, dan inspirasi dari perjalanan. Kolaborasi antara Pharrell dan NIGO dengan sempurna menginterpretasikan konsep ini, menonjolkan percikan kreativitas yang dihasilkan dari perpaduan kebudayaan antar desainer, sekaligus mengimbangkan antara tradisi dan gaya jalanan dalam busana pria Louis Vuitton.
Koleksi musim gugur dan dingin 2025 kali ini benar-benar seperti sebuah dialog budaya, memperlihatkan bagaimana budaya jalanan telah mendalam menginspirasi dunia mode mewah melalui elemen skateboard dan estetika pakaian kerja ala Y2K. Kolaborasi antara Pharrell dan NIGO bukan hanya semata-mata memperlihatkan kedekatan persahabatan mereka, tetapi juga membawa angin segar serta kekuatan baru bagi Louis Vuitton. Baik itu pilihan lokasi bersejarah maupun simbol-simbol budaya yang dijalin dalam desainnya, koleksi ini menawarkan sebuah pesan kepada penonton global tentang kemungkinan-kemungkinan kreatif yang tak terbatas untuk masa depan.



